Stasiun Alastua, Pintu Gerbang Transportasi dan Investasi di Timur Semarang

Stasiun Alastua kini menjadi salah satu titik penting dalam pengembangan transportasi di wilayah timur Kota Semarang. Berada di lintas utara Jawa yang historis dan strategis, stasiun ini kian menunjukkan potensinya sebagai pintu gerbang transportasi dan investasi baru di kawasan tersebut.

Stasiun Alastua kini menjadi salah satu titik penting dalam pengembangan transportasi di wilayah timur Kota Semarang. Berada di lintas utara Jawa yang historis dan strategis, stasiun ini kian menunjukkan potensinya sebagai pintu gerbang transportasi dan investasi baru di kawasan tersebut.

Meskipun berstatus sebagai stasiun kecil, Stasiun Alastua memiliki aset yang tergolong luas, yakni mencapai 90.250 meter persegi. Dengan lahan seluas itu, stasiun ini menyimpan peluang besar untuk dikembangkan, baik untuk perluasan layanan perkeretaapian maupun pemanfaatan aset secara produktif dalam mendukung investasi dan pertumbuhan ekonomi wilayah.

Berada di ketinggian +6 meter di atas permukaan laut, Stasiun Alastua melayani masyarakat di kawasan timur Semarang yang menjadi akses terdekat menuju Kabupaten Demak, Kudus, Pati, dan Jepara.

Posisi strategis ini menjadikan Stasiun Alastua berpotensi sebagai simpul transportasi yang menghubungkan aktivitas ekonomi dan logistik antara Kota Semarang dan wilayah sekitarnya. Setelah sebelumnya dilayani oleh KA Kedungsepur relasi Semarang Poncol – Ngrombo, kini masyarakat juga dapat menikmati layanan KA Banyubiru yang memungkinkan perjalanan langsung hingga ke Kota Surakarta, Jawa Tengah. Kehadiran layanan tersebut menandai semakin luasnya jangkauan dan peran Stasiun Alastua dalam melayani mobilitas masyarakat.

Manager Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo mengatakan bahwa sejak September 2024, KAI Daop 4 telah menambah layanan KA Banyubiru relasi Semarang Tawang – Solo Balapan pp.

Dalam satu tahun pengoperasiannya, volume naik turun penumpang KA Banyubiru di Stasiun Alastua telah mencapai 10.534 penumpang, angka yang menunjukkan bahwa penambahan KA yang dilakukan Daop 4 tersebut berhasil meningkatkan konektivitas dan memberikan alternatif transportasi yang semakin diminati masyarakat Semarang bagian timur.

“Stasiun Alastua memiliki peran strategis bagi pengembangan jaringan transportasi perkotaan dan kawasan industri. Dengan luas aset yang signifikan dan lokasi yang dekat dengan kawasan industri Genuk serta akses ke berbagai kabupaten di pantura timur, Stasiun Alastua sangat potensial dikembangkan sebagai simpul transportasi dan kawasan investasi baru,” kata Franoto.

Franoto menambahkan, selain memiliki potensi ekonomi, Stasiun Alastua juga menyimpan nilai sejarah yang penting. Stasiun ini merupakan bagian dari jalur pertama kereta api di Indonesia, yakni lintas Semarang Tawang – Tanggung yang diresmikan pada tahun 1867 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).

“Dengan kombinasi antara nilai heritage, posisi strategis, dan luas aset yang memadai, KAI Daop 4 Semarang melihat Stasiun Alastua sebagai stasiun potensial untuk dikembangkan baik dari sisi layanan maupun pemanfaatan lahan. Peluang kerja sama dengan pihak eksternal, terutama sektor swasta dan pemerintah daerah, dapat menjadi langkah konkret dalam menjadikan kawasan ini sebagai titik pertumbuhan ekonomi baru,” imbuh Franoto.

KAI sendiri terus mendorong pemanfaatan aset secara produktif dan berkelanjutan. Melalui strategi optimalisasi aset, perusahaan berupaya menghadirkan nilai tambah tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi masyarakat dan pemerintah daerah di sekitar wilayah operasional.

“Ke depan, kami berharap Stasiun Alastua tidak hanya menjadi tempat naik turun penumpang, tetapi juga menjadi kawasan yang hidup dan bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat Semarang bagian timur,” tutup Franoto.

  • Related Posts

    Antisipasi Bencana, KAI Divre IV Tanjung Karang Pasang Sensor Pemantau di Jalur Rawan

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional IV Tanjung Karang terus memperkuat upaya mitigasi bencana guna menjamin keselamatan perjalanan kereta api, khususnya dalam menghadapi masa Angkutan Natal dan Tahun Baru…

    KAI Daop 7 Madiun Layani 13.210 Penumpang pada Hari Pertama Nataru 2025/2026

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) resmi memulai pelayanan Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) pada Kamis, 18 Desember 2025. Angkutan Nataru 2025/2026 akan berlangsung selama 18 hari hingga…

    You Missed

    Antisipasi Bencana, KAI Divre IV Tanjung Karang Pasang Sensor Pemantau di Jalur Rawan

    Antisipasi Bencana, KAI Divre IV Tanjung Karang Pasang Sensor Pemantau di Jalur Rawan

    KAI Daop 7 Madiun Layani 13.210 Penumpang pada Hari Pertama Nataru 2025/2026

    KAI Daop 7 Madiun Layani 13.210 Penumpang pada Hari Pertama Nataru 2025/2026

    Beyond Poverty: Child Malnutrition and Parental Love

    Beyond Poverty: Child Malnutrition and Parental Love

    MOLD Manila Shares Expert Holiday Skincare Tips for a Season-Long Glow

    MOLD Manila Shares Expert Holiday Skincare Tips for a Season-Long Glow

    Penerima Beasiswa Pertamina Diperkuat Pelatihan Kebencanaan untuk Aksi Sobat Bumi

    Penerima Beasiswa Pertamina Diperkuat Pelatihan Kebencanaan untuk Aksi Sobat Bumi

    HEYONE gây chú ý tại Triển lãm IBTE Việt Nam với loạt IP nguyên bản

    HEYONE gây chú ý tại Triển lãm IBTE Việt Nam với loạt IP nguyên bản