Misi Steven G. Tunas Mencetak Trader yang Melek Finansial Lewat Jago Scalping

Di dunia yang dipenuhi janji manis “cuan cepat” dan gaya hidup trader glamor, Steven G. Tunas justru memilih jalur sebaliknya. Ia tak menjual mimpi, tetapi ia membangun sistem.
Dan yang lebih penting: ia menanamkan kesadaran bahwa trading bukan hanya tentang profit, tapi tentang literasi dan ketahanan finansial.

Bukan Lulusan Keuangan, Jadi Pengelola Dana Miliaran

Latar belakang Steven jauh dari dunia pasar modal. Ia adalah lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Dunia trading baru ia kenal lewat kelas pasar modal saat kuliah sebuah titik kecil yang kemudian mengubah seluruh jalur hidupnya.

Selepas kuliah, Steven tidak langsung jadi trader. Ia menempuh jalur dari bawah: mulai sebagai analis, kemudian menjajal berbagai peran di perusahaan sekuritas dan pialang berjangka. Perlahan, ia membangun reputasi hingga dipercaya memimpin pengelolaan dana di ABC Group sebagai fund manager.

Bukan Sekadar Belajar Grafik: Bertahan Lewat Krisis Global

Tak sedikit orang menyebut dirinya ahli pasar hanya karena tahu indikator. Bedanya, Steven telah belajar lebih dari teori. Ilmu yang ia miliki kini adalah akumulasi dari pengetahuan dan pengalaman nyata di pasar. Ia melewati tiga masa krisis global—Tragedi 9/11, Krisis 2008, dan Pandemi 2020, dalam posisi bertanggung jawab atas uang investor.

Ia menyaksikan portofolio anjlok, menerima telepon dari investor panik, dan merasa hampir menyerah. Akan tetapi, dari pengalaman itulah, ia menyusun sistem yang kemudian jadi fondasi pendekatan scalping. Baginya, sistem yang fleksibel dan disiplin jauh lebih penting daripada sinyal instan.

Komunitas Jago Scalping: Lahir dari Empati, Bukan Ambisi

Saat pandemi datang dan jutaan orang mencari penghasilan dari rumah, trading jadi tren. Sayangnya, banyak yang masuk dengan ekspektasi kosong. Modal nekat, ikut sinyal grup, dan berharap kaya semalam. Hasilnya? Banyak yang rugi besar.

Melihat fenomena itu, Steven mendirikan Jago Scalping. Komunitas ini dirancang bukan untuk menjanjikan hasil, tapi membentuk pemahaman. Alih-alih jargon cepat kaya; tetapi mentoring, diskusi, dan pembelajaran yang realistis.

“Kalau cuma ngajarin teknik entry, semua bisa. Tapi ngajarin cara berpikir sebagai trader yang tangguh, itu baru menyelamatkan,” ucapnya.

Literasi Finansial sebagai Misi Jangka Panjang

Bagi Steven, trading bukan akhir, tapi jalan menuju melek finansial. Ia percaya bahwa jika literasi tidak ditanamkan sejak awal, siapa pun bisa jadi korban pasar. Karena itu, ia fokus membentuk mindset dan edukasi berkelanjutan.

Ia yakin, selama anak muda, ibu rumah tangga, atau siapa pun datang dengan niat belajar, komunitas bisa jadi ruang tumbuh yang sesungguhnya. Di Jago Scalping, tidak ada hierarki maupun kompetisi pamer profit, yang ada hanyalah semangat bertumbuh bersama.

Membangun Fondasi

Steven tidak sedang memburu sorotan. Ia sedang membangun sistem dan komunitas yang akan tetap berdiri bahkan ketika tren trading mereda. Steven percaya bahwa profit bisa hilang, tetapi ilmu yang melekat akan menyelamatkan di masa depan.

Trading bukan soal keberuntungan, tapi kesiapan. Bukan tentang kaya cepat, tapi tentang mengelola risiko dengan tenang.

Dan mungkin itulah pelajaran terbesar dari perjalanan Steven: ketika kamu memahami uang dengan benar, kamu tak hanya bisa menghasilkan lebih banyak, tetapi kamu bisa membantu lebih banyak orang agar tidak kehilangan apa yang telah mereka punya.

  • Related Posts

    Barang Menumpuk Jadi Masalah Baru di Kota Besar, Solusinya Hadir dari Ruang yang Sering Diabaikan

    Di tengah gaya hidup serba cepat, masyarakat perkotaan kini menghadapi tantangan baru: ruang yang semakin menyempit sementara jumlah barang pribadi terus meningkat. Fenomena barang numpuk bukan lagi sekadar persoalan estetika…

    Tangani Bencana Aceh, Kementerian PU Fokus Pulihkan Konektivitas Jalan dan Jembatan Nasional, Progres Mencapai 48,34 Persen

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus bergerak melakukan penanganan darurat infrastruktur pascabencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh. Fokus penanganan antara lain pada pemulihan konektivitas jalan dan jembatan nasional yang terputus,…

    You Missed

    Barang Menumpuk Jadi Masalah Baru di Kota Besar, Solusinya Hadir dari Ruang yang Sering Diabaikan

    Barang Menumpuk Jadi Masalah Baru di Kota Besar, Solusinya Hadir dari Ruang yang Sering Diabaikan

    Tangani Bencana Aceh, Kementerian PU Fokus Pulihkan Konektivitas Jalan dan Jembatan Nasional, Progres Mencapai 48,34 Persen

    Tangani Bencana Aceh, Kementerian PU Fokus Pulihkan Konektivitas Jalan dan Jembatan Nasional, Progres Mencapai 48,34 Persen

    Pembahasan Logistik di ALFI CONVEX 2025 Dorong Regulasi Baru dan Cetak Potensi Kesepakatan Bisnis Rp500 Miliar

    Pembahasan Logistik di ALFI CONVEX 2025 Dorong Regulasi Baru dan Cetak Potensi Kesepakatan Bisnis Rp500 Miliar

    BRI Branch Office Jatinegara Region 6/Jakarta 1 Hadirkan Open Booth di Ajang My Melody and Kuromi Bestie Run 2025

    BRI Branch Office Jatinegara Region 6/Jakarta 1 Hadirkan Open Booth di Ajang My Melody and Kuromi Bestie Run 2025

    Inovasi Mahasiswa Computer Science Global Class BINUS UNIVERSITY Diakui di Huawei Developer Competition 2025

    Inovasi Mahasiswa Computer Science Global Class BINUS UNIVERSITY Diakui di Huawei Developer Competition 2025

    BINUS SCHOOL Semarang Raih Penghargaan Emas di International Research Project Olympiad (IRPrO) 2025

    BINUS SCHOOL Semarang Raih Penghargaan Emas di International Research Project Olympiad (IRPrO) 2025