Menghadapi Tantangan Iklim, Engineered Wood Kian Dilirik Desainer Indonesia

Perubahan iklim yang semakin nyata di Indonesia, dengan suhu tinggi, kelembapan ekstrem, hingga hujan yang datang tak menentu, mulai memengaruhi cara kita memilih material untuk interior. Desain yang sebelumnya hanya mengutamakan estetika, kini bergeser ke arah yang lebih adaptif dan tangguh terhadap kondisi lingkungan.

Dalam arsitektur dan desain interior, kayu tetap menjadi material favorit berkat kehangatan dan keindahannya yang alami. Namun di iklim tropis, penggunaannya membutuhkan pertimbangan tambahan. Kelembapan tinggi serta fluktuasi suhu dapat memicu perubahan bentuk pada kayu seperti melengkung, melintir, atau bahkan retak, yang pada akhirnya memengaruhi tampilan maupun fungsi ruang secara keseluruhan.

Menjawab tantangan ini, engineered wood mulai dilirik sebagai solusi material yang lebih stabil secara teknis. Berkat struktur berlapis, engineered wood memiliki ketahanan dimensi yang lebih baik dibandingkan kayu solid, terutama dalam menghadapi perubahan suhu dan tingkat kelembapan yang tinggi. Tak heran jika material ini semakin banyak digunakan dalam proyek interior tropis, baik untuk hunian maupun ruang komersial.

Melihat kebutuhan tersebut, AIA Timber Group— produsen kayu lokal dengan pengalaman panjang di proyek berskala besar, memperkenalkan lini engineered wood. Produk ini menggabungkan teknologi modern dan seleksi bahan berkualitas untuk menghasilkan material kayu yang tidak hanya tampil alami, tetapi juga mampu menjawab tantangan iklim tropis secara fungsional.

Struktur engineered wood dari AIA Timber Group terdiri atas lapisan permukaan dari kayu solid pilihan untuk mempertahankan tampilan autentik, serta inti dan lapisan bawah dari plywood tahan air yang tetap stabil dalam kondisi lembap. Ketiga lapisan ini direkatkan menggunakan teknologi adhesive asal Jerman yang telah terbukti memiliki daya rekat dan daya tahan tinggi.

Struktur engineered wood terdiri dari tiga lapisan utama yang dirancang untuk menjaga tampilan kayu alami sekaligus memberikan kestabilan dimensi di iklim tropis.

“Sebagai produsen kayu, kami memahami bahwa setiap proyek memiliki tantangan unik, terutama dalam iklim tropis. Engineered wood ini kami kembangkan untuk memberikan performa teknis lebih baik di area tertentu tanpa mengorbankan estetika kayu alami,” ungkap Mr. Tee, Founder dan CEO AIA Timber Group.

Menurutnya, engineered wood membuka peluang baru bagi interior tropis di Indonesia yang memungkinkan penggunaan kayu secara lebih fleksibel dan aman, bahkan di ruang dengan kelembapan tinggi atau suhu yang tidak stabil. Dengan tingkat muai-susut yang rendah dan daya tahan yang lebih terukur, material ini menjadi alternatif yang cerdas dan elegan.

Pendekatan ini memungkinkan ruang-ruang interior tetap menonjolkan karakter kayu, namun dengan solusi yang lebih sesuai secara teknis. Hasilnya, ruang tidak hanya tampil indah dan natural, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perubahan iklim yang kian dinamis.

Dari rumah tinggal hingga butik dan ruang komersial, engineered wood kini menjadi bagian dari strategi desain tropis yang modern. Dengan memperkenalkan produk ini ke pasar lokal, AIA Timber Group berharap dapat memperluas pemahaman bahwa kayu tetap bisa digunakan secara elegan dan efisien, bahkan di tengah tantangan iklim yang terus berubah.

  • Related Posts

    Antisipasi Bencana, KAI Divre IV Tanjung Karang Pasang Sensor Pemantau di Jalur Rawan

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional IV Tanjung Karang terus memperkuat upaya mitigasi bencana guna menjamin keselamatan perjalanan kereta api, khususnya dalam menghadapi masa Angkutan Natal dan Tahun Baru…

    KAI Daop 7 Madiun Layani 13.210 Penumpang pada Hari Pertama Nataru 2025/2026

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) resmi memulai pelayanan Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) pada Kamis, 18 Desember 2025. Angkutan Nataru 2025/2026 akan berlangsung selama 18 hari hingga…

    You Missed

    Antisipasi Bencana, KAI Divre IV Tanjung Karang Pasang Sensor Pemantau di Jalur Rawan

    Antisipasi Bencana, KAI Divre IV Tanjung Karang Pasang Sensor Pemantau di Jalur Rawan

    KAI Daop 7 Madiun Layani 13.210 Penumpang pada Hari Pertama Nataru 2025/2026

    KAI Daop 7 Madiun Layani 13.210 Penumpang pada Hari Pertama Nataru 2025/2026

    Beyond Poverty: Child Malnutrition and Parental Love

    Beyond Poverty: Child Malnutrition and Parental Love

    MOLD Manila Shares Expert Holiday Skincare Tips for a Season-Long Glow

    MOLD Manila Shares Expert Holiday Skincare Tips for a Season-Long Glow

    Penerima Beasiswa Pertamina Diperkuat Pelatihan Kebencanaan untuk Aksi Sobat Bumi

    Penerima Beasiswa Pertamina Diperkuat Pelatihan Kebencanaan untuk Aksi Sobat Bumi

    HEYONE gây chú ý tại Triển lãm IBTE Việt Nam với loạt IP nguyên bản

    HEYONE gây chú ý tại Triển lãm IBTE Việt Nam với loạt IP nguyên bản