Ancaman Hilangnya Hutan Indonesia, Saatnya Meninjau Ulang Kebijakan Karbon Kita

Semarang, 6 Juli 2025 – Dalam dua dekade terakhir, Indonesia kehilangan jutaan hektare hutan tropis yang menjadi salah satu paru-paru dunia. Tekanan terhadap kawasan hutan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat, mulai dari alih fungsi lahan, pembukaan untuk industri ekstraktif, hingga dampak kebakaran hutan yang semakin parah akibat perubahan iklim.

Pada tahun 2024, berbagai laporan mencatat bahwa lebih dari 600 ribu hektare hutan alami mengalami degradasi. Kondisi ini tidak hanya memicu krisis keanekaragaman hayati, tetapi juga mengancam posisi strategis Indonesia dalam upaya global menekan laju emisi karbon.

Di tengah situasi yang kompleks ini, efektivitas kebijakan karbon di Indonesia mulai dipertanyakan. Berbagai skema, seperti perdagangan karbon, insentif berbasis hasil (REDD+), dan pajak karbon memang telah diperkenalkan, tetapi implementasinya masih terbentur persoalan teknis, politis, dan rendahnya literasi di tingkat akar rumput maupun sektor swasta.

Menjawab kebutuhan akan pemahaman yang lebih mendalam mengenai isu ini, sebuah publikasi independen berjudul “Carbon Policy: Pemanfaatan dan Status Hutan di Indonesia” telah diterbitkan oleh LindungiHutan. Ebook ini membahas bagaimana kebijakan karbon diterapkan di Indonesia, tantangan pengelolaan hutan secara berkelanjutan, serta potensi ekonomi hijau yang bisa dikembangkan.

Bagi para akademisi, praktisi lingkungan, hingga pemangku kebijakan, publikasi ini menawarkan perspektif menyeluruh yang bisa menjadi dasar dialog lebih lanjut. Versi lengkap buku elektronik tersebut dapat diakses melalui halaman resmi LindungiHutan di https://lynk.id/lindungihutan/Om4aqoE.

Dalam menghadapi krisis iklim yang semakin kompleks, hutan bukan sekadar lanskap alam, ia adalah infrastruktur ekologi yang menopang kehidupan. Kebijakan karbon, jika dirancang dan dijalankan dengan baik, dapat menjadi salah satu alat strategis untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam Indonesia. 

Namun, tanpa pemahaman yang utuh dan keterlibatan semua pihak, potensi tersebut akan sulit diwujudkan. Melalui pemahaman mendalam seperti yang disajikan dalam publikasi terbaru ini, diharapkan diskursus mengenai hutan dan kebijakan karbon bisa tumbuh lebih kritis, berbasis data, dan mendorong langkah nyata ke arah transisi ekologis yang adil.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

  • Related Posts

    Dari Bandung ke Italia: Cerita Seru Study Abroad Billy Lim

    Bandung, November 2025 – Memang betul bahwa salah satu tugas utama mahasiswa adalah belajar. Namun, prosesnya tidak harus selalu dilakukan di ruang kelas. Masa kuliah justru menjadi momen tepat untuk…

    BINUS UNIVERSITY Perkuat Visi Keberlanjutan melalui Pengukuhan Prof. Ditdit Nugeraha Utama dan Konsep Eco-Decision Model

    Jakarta, 13 November 2025 — BINUS University kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan inovasi riset berkelas dunia dengan mengukuhkan Prof. Dr.rer.nat. Ditdit Nugeraha Utama, S.Kom., MMSI. sebagai Guru Besar Tetap di…

    You Missed

    Dari Bandung ke Italia: Cerita Seru Study Abroad Billy Lim

    Dari Bandung ke Italia: Cerita Seru Study Abroad Billy Lim

    BINUS UNIVERSITY Perkuat Visi Keberlanjutan melalui Pengukuhan Prof. Ditdit Nugeraha Utama dan Konsep Eco-Decision Model

    BINUS UNIVERSITY Perkuat Visi Keberlanjutan melalui Pengukuhan Prof. Ditdit Nugeraha Utama dan Konsep Eco-Decision Model

    Team Ridemax Introduces Jak Roberto as the New Endorser for Venom Power Tires and Fuel Offroad at Manila Auto Salon 2025

    Team Ridemax Introduces Jak Roberto as the New Endorser for Venom Power Tires and Fuel Offroad at Manila Auto Salon 2025

    20 Ribu Tiket KA Rajabasa Untuk Libur Nataru 2025/26 Mulai Dijual

    20 Ribu Tiket KA Rajabasa Untuk Libur Nataru 2025/26 Mulai Dijual