Steward Leo: Nyaris Dijual Saat Kecil, Kini Jadi Pendiri First Wave Coffee

Tidak semua orang memulai hidup dengan keistimewaan. Beberapa justru lahir dari tekanan dan kemiskinan ekstrem seperti Leo. Dari nyaris dijual saat bayi karena lilitan utang, kini ia berhasil membangun bisnis kopi modern yang dikenal luas: First Wave Coffee.

Hidup dalam Ancaman Kemiskinan

Lahir tahun 1996, Leo dibesarkan dalam keluarga sederhana. Ayahnya seorang pedagang kecil, ibunya ibu rumah tangga. Saat ia belum genap dua tahun, kondisi keluarga begitu terpuruk hingga sang ibu sempat mempertimbangkan menjualnya ke keluarga kaya yang tidak punya anak.

Sang Ibu sempat membawa Leo ke pasar dan menyampaikan kisahnya ke salah seorang tukang kwetiau yang mereka kenal. Tukang kwetiau yang melihat kondisi itu hanya berkata, “Jangan dijual, siapa tahu nanti dia yang jagain kamu terus,”

Tanpa mereka sangka, kata-kata itu menjadi titik awal dari kisah “zero to hero” yang luar biasa.

Jiwa Wirausaha Sejak Dini

Sejak SD, Leo sudah berdagang kecil-kecilan: permen, es cendol, susu gym, apa pun yang bisa dijual. Ia tumbuh tanpa mentor bisnis, hanya mengandalkan naluri dan pengalaman coba-coba.

Ketika lulus kuliah, ia mantap untuk tidak kerja kantoran. Ia memutuskan belajar bisnis mainan anak dari seorang sepupu di Medan. Namun, justru pengalaman awalnya pahit. Uang Rp72 juta untuk modal mainan dibawa kabur. Total tabungan Rp80 juta miliknya ludes.

Akan tetapi, dari kegagalan itu, ia perlahan membangun bisnis mainan anaknya sendiri yang ia beri nama Evokids. Dari bisnis ini, jerih payah Leo akhirnya perlahan terbayarkan. Bisnis ini berhasil berkembang selama lebih dari 5 tahun, bahkan kini sudah bisa berjalan secara autopilot.

Dari Kandas Cinta ke First Wave Coffee

Saat Evokids stabil, Leo berencana menikah. Ia mencairkan modal, bahkan berutang demi mewujudkan pernikahan impian. Sayangnya, hubungan itu gagal. Bagi Leo, ini adalah titik balik terendah sebab kehilangan pasangan dan secara finansial hampir bangkrut.

Namun, ia memilih bangkit. Bersama temannya Michael, ia mendirikan First Wave Coffee, sebuah kafe modern yang menawarkan lebih dari sekadar kopi: ambience nyaman, coffee mocktail unik, dan customer experience yang serius.

Modalnya terbatas, tantangan terus berdatangan. Ia harus membangun ulang tim, beradaptasi dengan pelanggan, dan belajar setiap hari. Dari kesulitan membayar cicilan renovasi hingga kehilangan semua staf awal, setiap krisis menjadi ajang pertumbuhan mental dan bisnis.

Filosofi dan Harapan

Bagi Leo, bisnis adalah tentang keyakinan dan konsistensi. Ia tahu tidak semua orang akan memahami visinya sejak awal. Tapi selama ia percaya, maka jalan itu layak diperjuangkan.

“Kalau kamu yakin, terus jalan. Cerita ke orang yang salah bisa bikin buyar, jadi jaga fokus.”

Kini, logo angka 1 pada First Wave Coffee bukan sekadar desain. Itu adalah simbol perjuangan dari titik nol menuju gelombang pertama kesuksesan. Leo berharap, suatu hari nanti, angka 1 ini menjadi ikon kafe lokal yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Dari hampir dijual, menjadi pemilik brand kopi yang tumbuh. Kisah Leo adalah bukti bahwa asal tidak menyerah, selalu ada jalan naik dari titik paling bawah.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

  • Related Posts

    Panduan Anda terhadap Sistem Perizinan Usaha Baru di Indonesia Tahun 2025

    Pendahuluan: Era Baru Perizinan Usaha di Indonesia Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan pembaruan besar dalam sistem perizinan usahanya melalui penerbitan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2025 (PP 28/2025). Regulasi ini menggantikan…

    Mengurangi Pengeluaran Kantor dengan Sistem Otomasi dan AV dari MLV Teknologi dan Crestron untuk Efisiensi Operasional Optimal

    MLV Teknologi dan Crestron menawarkan solusi otomasi terintegrasi yang revolusioner untuk mengurangi biaya operasional kantor secara signifikan. Melalui sistem pintar yang otomatis mengelola pencahayaan, keamanan, dan ruang rapat, perusahaan dapat…

    You Missed

    Panduan Anda terhadap Sistem Perizinan Usaha Baru di Indonesia Tahun 2025

    Panduan Anda terhadap Sistem Perizinan Usaha Baru di Indonesia Tahun 2025

    Mengurangi Pengeluaran Kantor dengan Sistem Otomasi dan AV dari MLV Teknologi dan Crestron untuk Efisiensi Operasional Optimal

    Mengurangi Pengeluaran Kantor dengan Sistem Otomasi dan AV dari MLV Teknologi dan Crestron untuk Efisiensi Operasional Optimal

    Tak Kenal Kata Gagal, Ini Cerita Alumni Business Analytics Program BINUS UNIVERSITY

    Tak Kenal Kata Gagal, Ini Cerita Alumni Business Analytics Program BINUS UNIVERSITY

    Cara Efektif Blasting WhatsApp dengan Bantuan WhatsApp API

    Cara Efektif Blasting WhatsApp dengan Bantuan WhatsApp API