Azhari Husni: Galang Gerakan Emak-Emak Jual Properti Tanpa Modal

Di tengah pandangan umum bahwa bisnis properti hanya bisa dimasuki oleh orang-orang berduit dan berpengalaman, Azhari Husni membuktikan sebaliknya. Ia justru menggagas gerakan sosial-ekonomi yang memberdayakan kelompok yang kerap terpinggirkan: para ibu rumah tangga.
Sebagai seorang developer properti yang aktif di kawasan Jabodetabek, Azhari lebih dari sekadar pengusaha. Ia adalah inisiator dari gerakan penjualan properti berbasis komunitas, yang kini dikenal karena keberhasilannya mengubah ratusan emak-emak menjadi ujung tombak penjualan rumah tanpa modal.

Titik Balik dari Kegagalan

Tahun 2016, Azhari memulai langkahnya di dunia pengembangan perumahan. Namun bukan tanpa ujian. Ia sempat mengambil alih proyek mangkrak yang justru membuat perusahaannya merugi hingga ratusan juta rupiah.

Kegagalan ini menjadi titik balik. Ia menyadari bahwa pendekatan penjualan konvensional, seperti mengandalkan tenaga in-house, tak lagi efektif. Maka, lahirlah ide untuk mengajak orang-orang biasa untuk ikut menjual rumah.

Membangun Sistem yang Ramah untuk Emak-Emak

Ketika Azhari membuka kesempatan penjualan properti secara freelance/affiliator, respons luar biasa justru datang dari kalangan yang tidak disangka: para ibu rumah tangga, mahasiswa, dan karyawan yang butuh tambahan penghasilan.

Mereka datang bukan hanya karena peluangnya, tapi karena sistem yang mempermudah. Salah satu contohnya adalah Ima, seorang ibu rumah tangga yang mulai menjual properti saat suaminya terkena PHK. Tanpa pengalaman, Ima bisa mendapatkan komisi dua digit hanya dari update status di media sosial.

Azhari menciptakan sistem distribusi konten dan pelatihan penjualan yang bisa diakses semua kalangan. Materi seperti caption, desain, dan video sudah disiapkan dalam satu kanal Telegram. Para mitra cukup membagikannya ke jaringan pribadi mereka tanpa perlu turun ke lapangan.

Semua proses dari follow-up, presentasi, hingga akad ditangani oleh tim HAKA Land. Setelah closing, mitra langsung menerima komisi.

“Intinya, saya ingin membuat emak-emak bisa jual rumah semudah update status,” tegas Azhari.

Ujung Tombak yang Tak Terlihat

Hasilnya luar biasa. Sebagian besar penjualan justru datang dari para ibu rumah tangga yang multitasking: mengasuh anak, mengurus rumah, sambil jualan properti. Bahkan ada yang bisa menjual 2–3 unit per bulan secara konsisten.

Azhari pun mengembangkan pelatihan lanjutan seperti kelas iklan digital. Ima, misalnya, menggunakan sebagian komisinya untuk belajar Meta Ads dan TikTok Ads agar closing lebih tertarget.

Dan Azhari tidak memaksakan digitalisasi. Ia membebaskan setiap orang menyesuaikan pendekatan sesuai kekuatannya, baik secara online, offline, atau dari komunitas sekitar.

Dampak gerakan ini ternyata meluas ke daerah. Di luar Jabodetabek, ada seorang mitra dari Jawa Timur yang dulunya kuli bangunan. Kini, setelah bergabung, ia bisa menjual rumah secara konsisten dan membangun hidup baru. Ia bahkan mampu membeli rumah sendiri dan memberangkatkan orang tuanya umroh.

Membayar Kebaikan dengan Kebaikan

Semangat ini berangkat dari nilai personal Azhari: membalas kebaikan dengan kebaikan. Ia tahu rasanya dibantu saat jatuh, dan kini memilih membuka jalan bagi orang lain yang ingin bangkit.

“Bisnis properti seharusnya bisa diakses siapa saja. Saya ingin ibu rumah tangga, mahasiswa, dan siapa pun yang butuh penghasilan bisa mulai dari nol tanpa takut gagal,” tutupnya.

Kini, gerakan yang dimulai Azhari Husni bukan hanya soal properti, tapi tentang membuka peluang dan menciptakan dampak sosial. Emak-emak bukan lagi sekadar konsumen, tapi agen perubahan ekonomi dari rumah mereka sendiri.

  • Related Posts

    Barang Menumpuk Jadi Masalah Baru di Kota Besar, Solusinya Hadir dari Ruang yang Sering Diabaikan

    Di tengah gaya hidup serba cepat, masyarakat perkotaan kini menghadapi tantangan baru: ruang yang semakin menyempit sementara jumlah barang pribadi terus meningkat. Fenomena barang numpuk bukan lagi sekadar persoalan estetika…

    Tangani Bencana Aceh, Kementerian PU Fokus Pulihkan Konektivitas Jalan dan Jembatan Nasional, Progres Mencapai 48,34 Persen

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus bergerak melakukan penanganan darurat infrastruktur pascabencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh. Fokus penanganan antara lain pada pemulihan konektivitas jalan dan jembatan nasional yang terputus,…

    You Missed

    Barang Menumpuk Jadi Masalah Baru di Kota Besar, Solusinya Hadir dari Ruang yang Sering Diabaikan

    Barang Menumpuk Jadi Masalah Baru di Kota Besar, Solusinya Hadir dari Ruang yang Sering Diabaikan

    Tangani Bencana Aceh, Kementerian PU Fokus Pulihkan Konektivitas Jalan dan Jembatan Nasional, Progres Mencapai 48,34 Persen

    Tangani Bencana Aceh, Kementerian PU Fokus Pulihkan Konektivitas Jalan dan Jembatan Nasional, Progres Mencapai 48,34 Persen

    Pembahasan Logistik di ALFI CONVEX 2025 Dorong Regulasi Baru dan Cetak Potensi Kesepakatan Bisnis Rp500 Miliar

    Pembahasan Logistik di ALFI CONVEX 2025 Dorong Regulasi Baru dan Cetak Potensi Kesepakatan Bisnis Rp500 Miliar

    BRI Branch Office Jatinegara Region 6/Jakarta 1 Hadirkan Open Booth di Ajang My Melody and Kuromi Bestie Run 2025

    BRI Branch Office Jatinegara Region 6/Jakarta 1 Hadirkan Open Booth di Ajang My Melody and Kuromi Bestie Run 2025

    Inovasi Mahasiswa Computer Science Global Class BINUS UNIVERSITY Diakui di Huawei Developer Competition 2025

    Inovasi Mahasiswa Computer Science Global Class BINUS UNIVERSITY Diakui di Huawei Developer Competition 2025

    BINUS SCHOOL Semarang Raih Penghargaan Emas di International Research Project Olympiad (IRPrO) 2025

    BINUS SCHOOL Semarang Raih Penghargaan Emas di International Research Project Olympiad (IRPrO) 2025